Make Career Actifis

01.01 Diposting oleh College student

Menurut Fauziah Zulfitri, senior consultant dari EXPERD, karyawan masa kini harus lebih cerdas dalam menentukan arah kariernya. Dia mesti tahu apa tujuan yang ingin diraih, dan hal itu menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing. Perusahaan bukan lagi menjadi pihak yang menentukan arah karier kita, melainkan hanya memberikan dukungan terhadap masa depan kita, ujar Fauziah.

Selain itu, karyawan juga harus sadar bahwa tidak ada perusahaan yang bisa menjanjikan Pekerjaan jangka panjang terhadap karyawan. Karena itu, setiap karyawan harus menjadi Maksudnya, Anda harus proaktif terhadap karier sendiri. Jangan terlena dengan apa yang didapat sekarang, Fauzia menekankan. Langkah pertama tentunya dengan membuat evaluasi karier sendiri yang bisa Anda lakukan kapan saja. Tak perlu harus menunggu setahun sekali. Bisa juga dilakukan per semester atau per kuartal, tergantung sasaran yang ingin Anda capai.

Simak pengalaman Diana (29), seorang staf kreatif di divisi produksi salah satu stasiun televisi swasta. Dia sangat mencintai pekerjaannya, juga suasana dinamis di tempatnya bekerja. Tetapi, ketika kantornya merayakan ultah ke-5, tiba-tiba Diana tersadar bahwa kariernya selama ini ternyata jalan di tempat. Padahal, dia termasuk karyawan awal di stasiun televisi itu yang sudah bekerja di sana jauh sebelum televisinya resmi mengudara.

Pada dasarnya, evaluasi karier pribadi tak berbeda dari evaluasi tahunan yang biasa dilakukan perusahaan. Intinya adalah menentukan sejumlah indikator yang terdiri dari kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats), atau yang biasa disingkat SWOT. Analisis ini dibuat efektif mungkin untuk menilai diri sendiri dan lingkungan dalam waktu tertentu. Dari analisis ini, kita akan mendapatkan hal-hal realistis yang menjadi grand planning karier kita yang sebenarnya. Selain itu, kita juga bias membuat perhitungan untung-rugi apabila kita tetap bekerja di perusahaan yang sama, atau bila mengundurkan diri dan bekerja di tempat lain. Bedakan antara faktor-faktor internal (berasal dari diri sendiri) dan faktor-faktor eksternal (kondisi luar yang memengaruhi diri kita).

Untuk faktor internal, pertanyaan disusun untuk mengetahui sejauh mana kadar profesionalisme Anda. Misalnya, apakah kemampuan dan keahlian Anda selama ini sudah memadai, ataukah masih kurang disbanding rekan-rekan lain? Sudahkah Anda berusaha meningkatkan kemampuan dengan sekolah lagi, mengikuti kursus, atau pelatihan-pelatihan?

Jika Anda jujur menjawabnya, Anda akan menemukan gambaran objektif menyangkut kapasitas Anda selama ini. Kalau selama ini Anda sering bertanya, mengapa atasan lebih sering mengajak diskusi teman Anda (dan bukan Anda) dalam menangani sebuah proyek, mungkin Anda akan menemukan jawaban yang objektif, dan tidak lagi merasa diperlakukan tak adil

Untuk faktor eksternal, Anda juga perlu melihat bagaimana kondisi perusahaan tempat Anda bekerja saat ini. Apakah sedang tumbuh cepat, biasa-biasa saja, ataukah malah mundur, bahkan sedang menuju kebangkrutan? Bagaimana posisi penjualan? Jangan segan bertanya mengenai berbagai kebijakan atau kejadian yang pernah terjadi di perusahaan kepada rekan kerja yang sudah lebih lama bekerja di perusahaan itu (tentunya orang-orang yang bisa Anda percayai). Membuka telinga lebar-lebar untuk menjaring informasi semacam itu akan membuat
Anda lebih siap, jika sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidakdiinginkan.

[Dari femina 37 / 2006]


Related Posts by Categories



0 komentar: