Membumikan E-learning

17.59 Diposting oleh College student

Wacana e-learning sebagai media alternatif pendukung proses pendidikan sudah disosialisasikan sejak lama. Gaungnya sudah bisa dikatakan menembus batas dari level tinggkat perguruan tinggi sampai kesekolah - sekolah yang notabene belum sama sekali mempunyai sarana penunjang program tersebut. Pemerintah dengan berbagai kebijakan yang diambil berusaha keras mendorong kaum akademisi untuk membantu dalam meyebarkan program tersebut untuk dapat di implimentasikan dalam dunia pendidikan guna menunjang mutu pendidikan. Tapi, bagaimana realita yang terjadi dalam dunia pendidikan saat ini, program yang dirancang sangat sistematis guna menunjang proses pendidikan supaya lebih variatif, menarik, informatif, dengan berbagai kemudahan yang mempunyai gengsi kemodern-an ternyata belum sepenuhnya membumi atau dapat dimanfaatkan oleh semua pihak civitas pendidikan. Karena apa? mungkin ada yang mempunyai solusi?

Ini hanya sebagai contoh, dan ini mungkin tidak terjadi ditempat atau kampus lain. Dikampus saya tempat saya berteduh, mencari rizki, dan menuntut ilmu wacana tentang e-learning sudah sering seklali diskusikan bukan hanya dengan dengan Universitas papan atas di Indonesia semisal UI, atapun ITB tetapi juga dengan Universitas Terkemuka di Luar Negeri seerti SupAgro-Montpellier di Perancis dan juga dengan University of Kentucky membahas tentang penerapan e-learning tapi, sepertinya hasil dari diskusi itu belum sepenuhnya dapat diterapkan. Saya sebagai mahasiswa merasa kendala itu bukan hanya pada prasarana yang ada dan juga bukan dari kurangnya sosialisasi tetapi yang paling utama adalah SDM ( Sumber Daya Manusia) baik dari mahasiswa itu sendiri maupun Dosen, tetapi yang paling utama dalam hal ini adalah Dosen. Sebagai mahasiswa akan tunduk dan mengikuti apa kata dosen selama masih dalam koridor aturan yang berlaku. Mahasiswa akan mengakses melalui sarana yang telah disediakan pihak kampus yang telah disiapkan oleh pihak ICT akademik.

Sebenernya peranan dosen dalam perkembangan e-learning adalah sebagai ujung tombak sekaligus kontrol, dimana sarana yang sudah ada sumbangan dari berbagai Hibah Kompetisi yang nilai rupiahnya segede gajah dapat digunakan semaksimal mungkin (tidak mubazir), yang terjadi dikampus saya sarana ada, tetapi sepi pengguna karena hanya segelentir dosen yang menggunakannya jadi kontrol terhadap sarana juga berkurang. Sepinya penguna menjadikan kenyamanan akses dan desain website e-learning kurang diprioritaskan, akhirnya yang timbul adalah kejenuhan "halah cuman kek gitu tho e-learning yang digembar-gemborkan, bagusan juga blog temen saya"

Paparan diatas hanya sebatas contoh kecil curahan hati seorang mahasiswa, saya sadar semuannya masih dalam proses perbaikan, semoga proses yang sedang kita jalani akan menjadi pondasi yang kokoh dalam sebuah bagunan Keberhasilan.

Related Posts by Categories



11 komentar:

  1. masenchipz mengatakan...

    cie2... bahasa bro... keren.. e-learning ember musti di sskan.. wokke
    www.masenchipz.com

  2. :: Wisata Lampung Online mengatakan...

    hehehe thaks broo, untung aja gak gw tulis "bagaikan pungguk merindukan e-learning"....hahhahaa

    Bantu sosialisasikan di www.masenchipz.com yachh..sapa tau e-learning mendarat kebumi :)

  3. riRiN! mengatakan...

    huahahaha.. emang.. gitu.. kalo level mahasiswa sih.. ya.. masih lumayan, paling ga',internet udah ga aneh,hehe.. tapi kalo SMA.. huaa..masih jauh.. kalo di sekolah ririn sih,, guru2nya disediain LCD,internet,Komputer tiap kelas.. tapi tetep aja.. ngajarnya.. cara purba,hehehe

  4. :: Wisata Lampung Online mengatakan...

    Yahh sabar aja Rin, namanya juga Produk lama ntar lagi juga jadi barang antik, hehehhehe


    Maafkan aku Guruku, seharusnya aq mengajarimu pake komputer, bukannya malah mengata-ngatain kamu.

    Aku sampai begini , karena dulu kamu mendidikku.

    Guruku kau adalah lembaran kisah terbaiku. :)

  5. noki afandi mengatakan...

    walupun ga ngerti dari ilmu yang kita pelajarin peran guru/dosen yang menguasai ilmu dibidangnya sanga membantu kita.

  6. :: Wisata Lampung Online mengatakan...

    Sepakat apa kata Mas Noki, walaupun dosen gaptek tentang dunia IT ngak apa2 kan pelan2 juga beliau2 bisa belajar...heheehe tetep musti belajar juga.

    Kalaulah tetep ngak bisa ya jagan dipaksa...

    Cukuplah menyuport/ mendukung generasi muda untuk tampil lebih fresh...otreee

  7. daniiswara.net mengatakan...

    mungkin dibijaksanai, utk dosen sepuh boleh manut metode lama, tp dosen yg muda2 mesti rajin bagi2 ilmu online atau format digital :)

  8. parvian mengatakan...

    Kalau saya berpikir positif saja mas, semua elemen pengaruhnya besar dalam menyukseskan e-learning ini :) baik dosen, mahasiswa, maupun karyawan. semua saling melengkapi dan tidak bisa digantikan kerjanya :)

  9. Bhima mengatakan...

    Untuk mensukses kegiatan atau program apapun sebelumnya pastilah dibentuk team work berikut elemen2 yang menunjang keberhasilan program tersebut.

    Yang saya ingin ketahui disini, dari komponen yang ada skala prioritas yang mana yang mesti bertanggung jawab pertama ata keberhasilan penerapan program tersebut.

    Apakah Dosen, mahasiswa, Kebijakan Pemerintah atau sana pendukungnya. Biar ada tindakan lebih leanjut untuk mengatasi pemakaian e-learning yang mati suri/sepi pengguna.

    Monggo ada yang mau sumbangsih saran?

  10. San mengatakan...

    @ ririn : mungkin kendala guru yang masih belum bisa menyesuaikan diri dengan teknologi pendidkan bisa diatasi oleh para guru muda atau calon guru yang gaul dan energik... Intinya, asyik dan tidaknya pembelajaran di sekolah tergantung bagamaimana guru meramu materi menjadi menarik, dan tentu saja sangat membutuhkan media atau alat bantu belajar ...

  11. Achmad Solichin mengatakan...

    saya setuju, bahwa salah satu kendala e-learning adalah kebiasaan para stakeholder (pelaku) elearning itu sendiri, kalo dalam bahasa saya, "kendala budaya".