Solidarity Of Palestine
18.24 Diposting oleh Harno ID

Insiden atau kejadian yang terjadi dibumi Palestina (Bumi para Nabi) membuka mata kita bahwa sesungguhnya perang antara yang hak dengan yang batil akan terus bergulir sampai dengan tibanya hari akhir. Dunia Islam berkabung saat itu hinga kini, rasa persaudaan sesama muslim menguat, tidak ada batas waktu dan tempat yang menghalangi rasa itu. Solidaritas untuk Palestina, yah kata-kata itu menjadi istilah sebagai wujud keperdulian kita sesama muslim dalam meyikapi sebuah kejadian dimana saudara-saudara muslim ditindas oleh musuh yang secara terang-terangan menganiyaya, membantai, membunuh dan merampas hak-hak kamum muslimin dimanapun mereka berada.
Gelombang Solidaritas untuk palestina mengaum laksana singa kepenjuru dunia. Ini adalah salah satu petikan GERAKAN UNTUK END apartheid Israel - Georgia DASAR OF UNITY :
Kami menolak semua bentuk rasisme, anti-Semitism dan Islamophobia.
Tuntutan utama kami adalah berdasarkan Juli 2005 panggilan dari lebih dari 170 organisasi masyarakat sipil Palestina mendukung kampanye global boycotts, divestasi dan sanksi. Tindakan seperti itu harus dipertahankan sampai Israel dan memenuhi kewajiban untuk mengenali rakyat Palestina tidak dapat dicabut hak untuk menentukan nasib sendiri dan sepenuhnya sesuai dengan hukum internasional precepts oleh:
1. Berakhir dengan pekerjaan dan penjajahan dari semua tanah Arab, pembongkaran yang apartheid Wall dan freeing Palestina dan Arab semua tahanan politik;
2. Mengakui hak-hak dasar dari warga negara Arab-Palestina dan Israel untuk kesetaraan penuh;
3. Menghormati, melindungi dan mempromosikan hak-hak para pengungsi Palestina untuk kembali ke rumah mereka dan properti sebagaimana diatur dalam resolusi Majelis Umum PBB 194.
Sampai sekarang Bumi Palestina masih terjajah, tugas kita bersama sebagai sesama muslim, sebagai bangsa yang mayoritas dan penduduk muslimnya terbesar di dunia, sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mempunyai UUD dalam pembukaanya berbunyi :
"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan".
Atas dasar itulah mari kita berusaha semampunya.
We will not go down " Michael Heart"
07.47 Diposting oleh Harno ID
Lit up the sky over Gaza tonight
People running for cover
Not knowing whether they’re dead or alive
They came with their tanks and their planes
With ravaging fiery flames
And nothing remains
Just a voice rising up in the smoky haze
We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight
Women and children alike
Murdered and massacred night after night
While the so-called leaders of countries afar
Debated on who’s wrong or right
But their powerless words were in vain
And the bombs fell down like acid rain
But through the tears and the blood and the pain
You can still hear that voice through the smoky haze
We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight
Save GAZA and FREEDOM for PALESTINE
15.37 Diposting oleh Harno ID

Ini tidak bisa dibenarkan dari sudut pandang manapun juga. Kebiadapan Rezim Yahudi Zionis Israel yang tak terperi dalam menjajah Palestine harus segera diakhiri. Kaum Yahudi Zionis Israel harus hengkang dari tanah jajahan dan kembali ke habitatnya.
Kemana seharusnya mereka pergi? Tidak banyak pilihan untuk hal ini, mereka hanya bisa kembali kenegara asal mereka, karena hampir 90 % mereka adalah kaum imigran dari belahan dunia atau mereka pergi ke NERAKA...Go... to HeLL.
satriamadangkara "The Legend of Art"
18.35 Diposting oleh Harno ID
Yuk, mariyuk menulis, membaca dan bercerita tentang apa saja, NGAK boleh bingung lagi. Kalau bingung bolehlah kita bertanya pada bloger sejagat..
:: Antara Kita dan Warga Jalur Ghaza
17.00 Diposting oleh Harno ID
Tiba-tiba saja hati saya terusik untuk menulis tulisan ini, ketika mendengar berita di radio, televisi, koran tentang ancaman krisis ekonomi yang akan melanda negara adidaya Amerika Serikat. Ulasan di media massa menggambarkan bagaimana krisis ekonomi di AS menimbulkan efek berantai bagi kondisi ekonomi dan sosial di negeri tercinta ini, Indonesia.
Kalau saya baca dan dengar dari media, dampaknya ternyata sangat besar dan buat saya cukup mengerikan. Katanya, jika perekonomian AS "sakit", maka permintaan luar negeri akan berkurang. Itu artinya ekspor kita akan mengalami penurunan, yang akan berpengaruh pada pendapatan industri dalam negeri. Jika pendapatan berkurang, otomatis industri akan mengurangi karyawannya atau bahkan mem-PHK. Maka bisa ditebak, pengangguran akan makin banyak dan jumlah orang miskin akan makin meningkat.
Situasi itu akan diperparah dengan laju inflasi atau kenaikan harga barang-barang yang terus membubung tinggi. Laju inflasi yang tinggi menyebabkan nilai uang melorot, sehingga daya beli masyarakat menurun. Akibatnya, orang miskin akan makin bertambah miskin. Padahal, sejarah membuktikan, kemiskinan dan tingkat pengangguran yang tinggi bisa memicu kerawanan sosial.
Ulasan-ulasan di media massa banyak mencemaskan hal ini. Bisa dipastikan, kata mereka, akibat tekanan ekonomi, angka kriminalitas meningkat. Dan yang paling membuat saya bergidik, kemungkinan akan makin banyak orang yang stress, mengalami gangguan jiwa, bahkan melakukan bunuh diri. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun...
Di saat yang sama, saya membaca berita, meski tak banyak media Indonesia yang mengulasnya, tentang penderitaan dan kesengsaraan warga Jalur Ghaza di Palestina akibat blokade ekonomi tanpa belas kasihan yang dilakukan oleh rejim Zionis Israel. Mereka menutup semua perbatasan, menghentikan pengiriman pasokan bahan bakar, sehingga warga Ghaza harus hidup dalam gelap karena sumber pembangkit listrik mereka jadi tak berfungsi. Bantuan makanan dan obat-obatan juga terhenti, sehingga warga Ghaza harus antri membeli sekerat roti. Persediaan air bersih makin menipis. Belum lagi para pasien rumah sakit yang terancam sekarat karena ketiadaan obat dan ketiadaan listrik untuk peralatan yang membantu hidup mereka.
Betapa trenyuh hati saya melihat foto-foto yang menggambarkan penderitaan mereka. Anak-anak yang belajar dengan nyala lilin, orang-orang tua yang kedinginan di malam hari, ibu-ibu yang mengantri makanan. Saya membayangkan jika saya adalah warga Ghaza, mampukah saya bertahan hidup dalam kondisi sedemikian menghimpit?
Namun, saya terkagum-kagum melihat sikap warga Jalur Ghaza menghadapi semua kesulitan itu. Di tengah situasi yang membuat mereka hampir putus asa, mereka tetap bersabar dan memperbanyak doa, dengan tetesan air mereka memohon pada Allah swt agar semua kesulitan ini segera berakhir. Demi menghemat persediaan makanan, kaum lelakinya memilih berpuasa dan menghabiskan malam di masjid-masjid untuk lebih mendekatkan diri pada Allah swt. Tak berita ada yang bunuh diri atau jadi sakit jiwa karena himpitan ekonomi.
Dan Allah mengabulkan doa mereka, ketika tembok perbatasan Rafah berhasil dijebol, sehingga warga Ghaza bisa masuk ke wilayah Mesir dan bisa membeli semua kebutuhan yang mereka perlukan, tanpa ada perlawanan dari aparat keamanan Mesir. Subhanallah.... setelah kesulitan pasti ada kemudahan.
Melihat kecemasan bangsa ini hanya karena krisis ekonomi di AS dan melihat sikap warga Jalur Ghaza dalam menghadapi kesulitan akibat blokade rejim Zionis. Membuat saya merenung dan bertanya dalam hati, mengapa kita begitu cengeng dan ketakutan dengan ancaman kesulitan ekonomi. Ternyata kita masih takut miskin dan takut kelaparan. Padahal sebagai negara yang mayoritas penduduknya Muslim, seharusnya kita juga memiliki daya juang yang tinggi, serta kesabaran dan kekuatan iman seperti saudara-saudara kita di Jalur Ghaza. Penderitaan dan ujian yang mungkin kita alami, belum seberapa dengan penderitaan dan ujian yang dialami warga Palestina. Tak malukah kita dengan mereka?
Dalam hal ini, rasanya kita masih harus banyak bercermin pada rakyat Palestina. Bukankah Allah swt berfirman, "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar" (QS. Al-Baqarah: 155)
Jadi rasanya, tak perlu cemas apalagi depresi jika krisis itu memang benar datang. Kesulitan yang akan kita hadapi seharusnya menjadi pelajaran bagi bangsa ini, khususnya umat Islam, untuk lebih mandiri dan tidak menggantungkan perekonomian kita pada orang asing, apalagi berkiblat pada negara bernama Amerika Serikat.
Semoga Allah swt senantiasa menjauhkan kita dari segala kesulitan dan memberikan kemudahan bagi kita semua. aamiin.
Oleh : Rubina Qurratu'ain Zalfa
:: Seruan SAVE Palestina...
18.27 Diposting oleh Harno ID

islamonline memberikan informasi tentang kekejaman para Zionis Israel yang didukung Laknatulloh Zionis Amerika.
Satu hal yang mestinya kita lakukan adalah membantu sesama manusia yang teraniaya, bukannya malah mendukung mereka (dengan cara tidak langsung) dan ikut ambil bagian mensuport negara Zionis Israel dan Amerika untuk memproduksi senjata yang mocong sejatanya di arahkan kesaudara-saudara kita.
Lalu timbul sebuah pertanyaan, Apa yang mesti kita lakukan untuk membantu mereka yang terzolimi dan bukannya mendukung penjahat-penjahat itu? Ada sebuah hadist yang dapat kita gunakan sebagai renungan, pada tahap apa kemampuan kita atau sejauh mana daya juang yang sudah kita miliki untuk dapat kita sumbangkan.
"Barangsiapa di antara kamu melihat kemunkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya, jika ia tidak mampu cegahlah dengan lisannya, dan apabila tidak mampu maka dengan hatinya. Yang demikian itu adalah selemah-lemah iman". (Hadits riwayat Imam Muslim).
Dimana posisi kita? Pada tahap apa kemampuan kita? ini mungkin salah satu solusi "Cara mudah hancurkan Zionis"